Survei atas 8.100 orang oleh perusahaan riset pasar Synovate menunjukkan bahwa kemewahan benar-benar di buat untuk Anda, dengan sepertiga responden mengartikannya "sebagai segala sesuatu di atas apa yang diperlukan". Hampir seperlima responden berkata bahwa kemewahan adalah memiliki waktu untuk melakukan apa pun yang Anda inginkan.
"Sebagian dari kita merasa kita layak untuk bersenang-senang dalam kemewahan. Beberapa memanjakan diri di dalamnya, tetapi merasa bahwa mereka mungkin tidak seharusnya. Beberapa tidak mampu membelinya, tetapi menginginkan itu. Dan bagi banyak orang, bahkan tidak pernah mempertimbangkannya," demikian ungkap peneliti ahli dari Synovate, Jill Telford.
"Tentu saja, resesi membuat ritel mewah bahkan lebih menantang. Menjual hal-hal yang boleh dibilang orang tidak perlu ketika banyak orang setidaknya secara moral dipaksa untuk memeriksa kembali pola pengeluaran yang mereka buat."
Sementara barang-barang mewah, pada dasarnya, seharusnya membuat orang merasa lebih baik, tapi hasil survei responden di seluruh Eropa, Asia dan Amerika mengungkapkan bahwa 32 persen dari pembeli kemewahan menyalahkan diri mereka sendiri setelah melakukan pembelian.
Hal ini terutama menonjol di Inggris, di mana 72 persen mengatakan mereka memberikan diri mereka kemewahan, tapi kemudian setengah dari mereka - kebanyakan wanita - dilaporkan merasa bersalah tentang hal itu.
Mayoritas di Amerika Serikat juga memiliki hubungan konflik yang sama dengan kemewahan.
Di ujung skala, mayoritas responden di India, Brasil dan Belanda mengatakan mereka tidak merasa bersalah setelah pembelian barang mewah, terutama karena India dan Belanda adalah "masuk akal" dengan pengeluaran uang mereka sementara Brasil cenderung lebih " hedonistik," kata survei.
Sebagian besar pecinta kemewahan juga cenderung suka pamer pembelian mereka. Hampir setengah dari responden mengatakan mereka lebih suka untuk membeli item dengan logo desainer yang jelas, terutama di India, Hong Kong dan Uni Emirat Arab, di mana banyak orang yang percaya pada pepatah "kalau kau punya itu, pamerkanlah."
Ada orang-orang yang menyukai pendekatan yang lebih halus, survei menunjukkan bahwa banyak warga Brasil, Perancis dan Inggris lebih suka barang-barang mewah tanpa logo yang berteriak di wajah orang-orang.
Dan terakhir tentang barang mewah? Synovate bertanya pada mereka, "hal apa yang mereka akan beli, jika dana tidak menjadi masalah, dan akan membuat mereka paling senang?"
Nomor satu apa jawabannya? Sebuah mobil mewah, diikuti oleh perhiasan, dan pakaian dari desainer terkenal serta gadget.
Survei ini dilakukan pada Oktober 2009 di 11 pasar: Brasil, Kanada, Perancis, Hong Kong, India, Belanda, Spanyol, Taiwan, Uni Emirat Arab, Britania dan Amerika Serikat.
Siapa yang tidak menginginkan kemewahan dalam hidup ini, jika bisa, tentu setiap orang ingin menikmatinya. Tapi kehidupan bukanlah tentang hal itu, setiap orang memiliki prioritas. Terlebih lagi sebagai orang percaya, kita diminta agar kelebihan yang kita miliki mencukupkan mereka yang berkekurangan. Jadi sebelum membelanjakan uang Anda, ingatlah hal ini.
Sumber : Reuters